BERANI DAN PERCAYA DIRI

Pernahkah kalian merasa tidak percaya diri? Saya yakin setiap orang pasti pernah mengalaminya. Rasa tidak percaya diri atau Insecurity  merupakan kondisi ketika seseorang dipenuhi rasa keraguan atas dirinya sendiri dan merasa tidak percaya diri. Seseorang yang mengalami gejala ini biasanya merasa tidak aman dan ada kekurangan dalam dirinya yang harus dilengkapi dengan berbagai cara.

Seseorang yang mengalami insecure rentan mengalami stres akibat rasa tidak aman dan kekurangan didalam dirinya. Lantas, sebenarnya apa yang bisa memicu timbulnya insecurity?

  • Gagal atau Mendapat Penolakan

Peristiwa dalam kehidupan seseorang memengaruhi suasana hati dan perasaan tentang diri sendiri. Penelitian tentang kebahagiaan menunjukan bahwa hingga 40% dari kebahagiaan didasarkan pada peristiwa kehidupan baru-baru ini. Kontributor negatif terbesar dari insecurity adalah berakhirnya suatu hubungan, penolakan perasaan, kehilangan pekerjaan, dan tidak berhasil dalam karir.

  • Kurang Percaya Diri Karena Kecemasan Sosial

Banyak dari kita tidak percaya diri pada saat menghadiri pesta, pertemuan keluarga, wawancara, dan kencan. Rasa takut akan dievaluasi oleh orang lain membuat seseorang cemas dan tidak percaya diri. Akibatnya, seseorang menjadi menghindari situasi sosial akibat kecemasan untuk mengantisipasi peristiwa sosial atau merasa sadar diri dan tidak nyaman.

Jenis insecurity ini umumnya didasarkan pada kepercayaan yang menyimpang tentang harga diri seseorang dan tentang sejauh mana orang lain mengevaluasi dirinya. 

  • Akibat Sifat Perfeksionisme

Ada sejumlah orang yang memiliki standar yang tinggi terhadap segala sesuatu yang akan dilakukan. Mereka mungkin menginginkan nilai tertinggi, pekerjaan terbaik, sosok sempurna, rumah dengan dekorasi paling indah, atau pasangan ideal. Sayangnya, hidup tidak selalu seperti yang diinginkan.

Saya pribadi pernah dan bahkan sampai saat ini masih merasa insecure dalam beberapa hal. Dahulu saya selalu merasa minder dengan teman sebaya karena saya tidak memiliki bentuk tubuh yang ideal. Perut saya buncit, dan ada begitu banyak lemak yang tersebar di seluruh tubuh. Disaat semua teman saya melepas bajunya ketika berenang, saya merasa minder karena tidak bisa melakukan hal yang sama. Bentuk tubuh yang termasuk tidak bagus membuat saya menjadi tidak percaya diri dan akhirnya terpaksa berenang dengan mengenakan baju. Saya juga merasa malu saat haarus berganti pakaian olahraga di dalam kelas. Selalu saja saya pergi ke toilet sekolah untuk berganti pakaian.

Pelahan, saya mencoba untuk berolahraga sambil berusaha menerima keadaan diri. Saya mencoba merubah pola pikir serta berdamai dengan diri sendiri. Dan ternyata selama ini, pemikiran saya tentang pendapat teman-teman saya ternyata salah. Mereka berteman dengan saya apa adanya tanpa memandang fisik. Mereka juga mendukung pilihan saya untuk berolahraga bahkan beberapa menemani saya jogging setiap minggunya. Perut buncit yang selama ini saya permasalahkan, kini sudah menjadi salah satu guyonan tongkrongan.

Kini sudah hampir setahun berlalu. Saya menjadi jarang berolahraga semenjak masa pandemi. Teman-teman saya pun mulai terpisah melanjutkan pendidikan masing-masing. Dengan aktivitas yang sedikit dan porsi makan yang bisa dibilang banyak, perut saya kembali ke bentuk sebelumnya. Tapi biarpun begitu, kini saya sudah tidak insecure dan sudah bisa menerima keadaan dimana perut saya memang sedang buncit.

Comments